Minggu, 23 Februari 2014, Pukul 18.30 – 22.00 Wita
Orang Bali termasuk salah satu masyarakat yang memiliki tatanan kehidupan yang memadukan nature (alam) dan culture (pembudayaan). Di masa lalu, sebelum pemodernan ala Barat pada awal abad ke-20 memasuki pulau ini, penduduknya begitu erat dengan budaya menanam agraris, tecermin dari matapencahariannya mayoritas sebagai petani, nelayan, ataupun bidang-bidang terkait lainnya. Alam menjadi bagian dari ritual dan kearifan lokal. Beberapa tanaman endemik atau yang bersifat indigenous dibudidayakan untuk aneka kepentingan, termasuk dalam pengobatan tradisional (usadha).
Orang Bali termasuk salah satu masyarakat yang memiliki tatanan kehidupan yang memadukan nature (alam) dan culture (pembudayaan). Di masa lalu, sebelum pemodernan ala Barat pada awal abad ke-20 memasuki pulau ini, penduduknya begitu erat dengan budaya menanam agraris, tecermin dari matapencahariannya mayoritas sebagai petani, nelayan, ataupun bidang-bidang terkait lainnya. Alam menjadi bagian dari ritual dan kearifan lokal. Beberapa tanaman endemik atau yang bersifat indigenous dibudidayakan untuk aneka kepentingan, termasuk dalam pengobatan tradisional (usadha).
Namun belakangan, Bali mengalami transformasi yang signifikan, terutama selama lima puluh tahun terakhir, dari entitas agraris menuju masyarakat industri dengan aneka perkembangan paradigma, perilaku dan capaian kreasinya. Generasi mudanya enggan bertani, tanah dialihfungsikan, dan pengetahuan mengenai metode agraris/budaya menanam ataupun istilah tanaman indigenous kian tergerus.
Bali Tempo Doeloe #8 kali ini menyoroti perihal proses peralihan Bali tersebut, dengan menelisik unsur-unsur budaya agraris yang mulai hilang dari kosa kehidupan masyarakat kini yang makin urban lagi modern, seperti wujud dan fungsi beberapa tanaman usadha yang pernah ada, termasuk peran-perannya bagi kehidupan sosio-kultural orang Bali. Selain itu, diskusi juga akan diperkaya dengan ulasan mengenai transformasi ekologi Bali yang diakibatkan oleh beberapa faktor, di antaranya pariwisata, perubahan laku masyarakat dan lain sebagainya.