Jumat, 28 Februari 2014, Pukul 18.30 – 22.00 Wita
Sandyakala Sastra #38 kali ini akan membincangkan buku memaknai peluncuran “ 10 Tahun Seri PuisiJerman”, kerjasama dengan Goethe Institut. Buku kumpulan puisi berjudul “Kedalaman, TerarahPadamu” atau yang dalam bahasa Jerman “Tiefen, Dirzugekehrt”, berisipuisi-puisi Rainer Maria Rilke (1875-1926) dalambahasa Indonesiayang diterjemahkan oleh Agus R. Sarjono dan Berthold Damshäuser.
Sandyakala Sastra #38 kali ini akan membincangkan buku memaknai peluncuran “ 10 Tahun Seri PuisiJerman”, kerjasama dengan Goethe Institut. Buku kumpulan puisi berjudul “Kedalaman, TerarahPadamu” atau yang dalam bahasa Jerman “Tiefen, Dirzugekehrt”, berisipuisi-puisi Rainer Maria Rilke (1875-1926) dalambahasa Indonesiayang diterjemahkan oleh Agus R. Sarjono dan Berthold Damshäuser.
Rilke termasuksalahseorangpenyairterbesaruntuksajak-sajakberbahasaJerman, yang karyanyatermasukdalamliteraturdunia.Sejak 2003 sudahterbit 7 jilid “Seri PuisiJerman” dalam Bahasa Indonesia yang terdiridarisajak-sajak Rainer Maria Rilke, Bertolt Brecht, Paul Celan, Johann Wolfgang von Goethe, Hans Magnus Enzensberger, Friedrich Nietzsche dan Georg Trakl.
“Kedalaman, TerarahPadamu / Tiefen, Dirzugekehrt”, jiliddwibahasayang diterbitkankhususmemperingati 10 tahun Seri PuisiJerman, berisilebihdari 40 sajak-sajak Rilke dalam Bahasa Indonesia. Selain diskusi bersama Agus R. Sarjono dan Berthold Damshäuser akan dibacakan pula sajak-sajakpilihandarisepuluhtahun “Seri PuisiJerman”.
Berthold Damshäuser lahir di Wanne-Eickel, Jerman pada tahun 1957. Sejak 1986 mengajar bahasa dan sastra Indonesia di Institut für Orient- und Asienwissenschaften (LembagaKajianAsia) Universitas Bonn. Iaadalah pemimpin redaksi, “Orientierungen“, sebuah jurnal tentangkebudayaan-kebudayaanAsia, penerjemah puisi Jerman ke bahasa Indonesia dan puisi Indonesia ke bahasa Jerman.IapenyuntingantologipuisiIndonesiadanJerman, jugasalahseorangpendiriKomisiJerman-Indonesia untuk Bahasa dan Sastra. Ia juga redaktur “JurnalSajak” dan kolumnis untuk rubrik “Bahasa” majalah Tempo.
Agus R. Sarjono, lahir di Bandung tahun 1962. Penulis yang telah menerima penghargaan sastra dari negara Thailand Sunthorn Phu Award, menulis sajak, cerpen, esai, kritik dan drama. Karyanya telah diterjemahkan kelebih dari sepuluh bahasa. “Frische Knochen aus Banjuwangi/Tulang Segar dari Banjuwangi“ merupakan kumpulan sajak-sajaknya dalam bahasa Jerman yang terbit tahun 2003. Ia pernah menjadi peneliti tamu di International Institute for Asian Studies (IIAS), Universitas Leiden (2001) dan sastrawan tamu Heinrich-Böll-Haus, Langenbroich, Jerman (2002-2003), beliau juga mantan Direktur Acara Dewan Kesenian Jakarta (2003-2006), dosen STSI Bandung dan pemimpin redaksi “Jurnal Kritik“ dan “Jurnal Sajak“.
“Kedalaman, TerarahPadamu / Tiefen, Dirzugekehrt”, jiliddwibahasayang diterbitkankhususmemperingati 10 tahun Seri PuisiJerman, berisilebihdari 40 sajak-sajak Rilke dalam Bahasa Indonesia. Selain diskusi bersama Agus R. Sarjono dan Berthold Damshäuser akan dibacakan pula sajak-sajakpilihandarisepuluhtahun “Seri PuisiJerman”.
Berthold Damshäuser lahir di Wanne-Eickel, Jerman pada tahun 1957. Sejak 1986 mengajar bahasa dan sastra Indonesia di Institut für Orient- und Asienwissenschaften (LembagaKajianAsia) Universitas Bonn. Iaadalah pemimpin redaksi, “Orientierungen“, sebuah jurnal tentangkebudayaan-kebudayaanAsia, penerjemah puisi Jerman ke bahasa Indonesia dan puisi Indonesia ke bahasa Jerman.IapenyuntingantologipuisiIndonesiadanJerman, jugasalahseorangpendiriKomisiJerman-Indonesia untuk Bahasa dan Sastra. Ia juga redaktur “JurnalSajak” dan kolumnis untuk rubrik “Bahasa” majalah Tempo.
Agus R. Sarjono, lahir di Bandung tahun 1962. Penulis yang telah menerima penghargaan sastra dari negara Thailand Sunthorn Phu Award, menulis sajak, cerpen, esai, kritik dan drama. Karyanya telah diterjemahkan kelebih dari sepuluh bahasa. “Frische Knochen aus Banjuwangi/Tulang Segar dari Banjuwangi“ merupakan kumpulan sajak-sajaknya dalam bahasa Jerman yang terbit tahun 2003. Ia pernah menjadi peneliti tamu di International Institute for Asian Studies (IIAS), Universitas Leiden (2001) dan sastrawan tamu Heinrich-Böll-Haus, Langenbroich, Jerman (2002-2003), beliau juga mantan Direktur Acara Dewan Kesenian Jakarta (2003-2006), dosen STSI Bandung dan pemimpin redaksi “Jurnal Kritik“ dan “Jurnal Sajak“.